Sajak Satu : manusia yang membingungkan

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kalau memang memilih pergi,
Mengapa setidaknya mengucapkan kalimat terakhir ?
Jika datang saja, kau banyak memberikan wejangan
tentang kata – kata baik dan manis
pertanyaan – pertanyaan menggelitik
pernyataan – pernyataan yang membuatku tak berkutik
mengapa sekarang bungkam ?
 
aku sudah sampai hati memaki diri sendiri
demi memahami keadaan yang terjadi,

sudah paling berani untuk memilih
bertahan dan menunggu namun
begitulah laki – laki, hilang tanpa bayang
sesuka diri.
 
bukannya menyerah,
perempuan mana yang mau tetap tinggal
kalau usahanya tidak dihargai laki – lakinya
keberadaannya tak dihiraukan sampai
lelah kaki menahan, punggung membungkuk pilu
otak mengerang tertekan, hati memanas
dan mata yang berteriak memohon tidur.
 
Kalau kau tidak mampu untuk mengakatan
kata perpisahan, biar aku saja yang memulainya.
 
Selamat tinggal kamu,
aku berusaha untuk tidak takut kehilanganmu.
Ku taruh bunga yang kau kasih disini ya
memang tak bisa kau ambil kembali
tapi setidaknya dengan melihat ini bisa membawamu
kembali ke waktu dimana masih ada aku disana.

Selamat jalan untukmu; selamat datang untuk tahun baru di bulan satu.

Comments

Popular posts from this blog

Proudly present, Lampung.

Accomplishing my second and third degree in a row ...

Living gratefully in 1/4 century era